Senin, 26 November 2012

Konsumsi Madu Teratur Kurangi Resiko Penyakit Jantung




Madu yang dikonsumsi dengan teratur mengurangi resiko penyakit jantung, bedasarkan studi awal yang diterbitkan dalam “ Journal of Medicinal Food” (2004;1:100-7). Beberapa studi ilmiah menyarankan dengan mengkonsumsi madu dapat mengurangi tekanan darah yang menyebabkan penyakit jantung.
Untuk sebagian orang justru banyak yang mengangap mengkonsumsi madu akan menyebabkan obesitas, LDL tinggi dan tekanan darah tinggi yang mengakibatkan penyakit jantung. Apa sebabnya ? Karena mereka berfikir madu mempunyai rasa manis yang berasal dari sukrosa, glukosa dan fraktosa. Kita ketahui bahwa mengkonsumsi sucrose secara berlebih dipercaya meningkatkan resiko obesitas, resisten terhadap insulin dan tekanan darah tinggi. Sukrosa juga mengurangi HDL yang menguntungkan dan meningkatkan tingkat triglyceride. Fraktosa mempunyai efek yang sama dengan sukrosa.

Disinilah keajaiban lebah madu, gula dari madu seperti sukrosa, glukosa dan fraktosa yang terkandung dalam madu justru menyehatkan. Lebah menghasilkan madu murni dengan menghisap nectar bunga yang kaya akan gula-gulaan tersebut tetapi lebah memproses gula-gulaan itu terlebih dahulu di dalam perut lebah. Setelah nektar diolah dalam tubuh lebah menjadi madu, barulah lebah mengeluarkan madu dari dalam perutnya. Jadi gula-gulaan yang terdapat dalam madu sudah diproses dalam perut lebah terlebih dahulu sehingga madu langsung bisa meresap kedalam darah kita. Berdasarkan riset ilmiah, madu bisa meresap kedalam darah sekitar 10 menit. Ini bisa kita buktikan jika kita lelah sehabis olah raga kemudian meminum madu murni tubuh kita cepat merasa segar kembali.

Madu banyak mengandung banyak enzyme potensial yang menguntungkan seperti asam amino, madu mengandung bee pollen, propolis, lilin lebah dan nutrisi yang berasal dari tanaman dan tubuh lebah sendiri disamping mengandung gula-gulaan .

Beberapa zat kimia yang terdapat di dalam darah dapat digunakan untuk memonitor tingkat resiko penyakit jantung. Beberapa tahun sebelumnya, tingkat kolesterol dan LDL (“jelek/jahat”) telah digunakan untuk memonitor tingkat penyakit jantung dan akhir-akhir ini homocysteine dan C-reactive Protein (CRP) telah ditambahkan sebagai penyebab/factor penyakit jantung. Orang dengan tingkat homocysteine tinggi memiliki tingkat penyakit jantung, kanker dan beberapa penyakit bahaya lainya.

Dengan vitamin B6, B12 dan folic acid yang terkandung di dalam madu, Homocysteine yang tinggi dapat diturunkan. Tingkat CRP yang tinggi juga dapat untuk memprediksi penyakit jantung. Tingkat CRP meningkat disebabkan oleh merokok, tekanan darah tinggi, obesitas dan penyakit gusi kronis.

Studi dari penelitian ini dilakukan terhadap lima sampai sembilan orang dalam tujuh percobaan. Dalam masing-masing percobaan dilakukan tes darah sebelum dan sesudah meminum larutan yang mengandung madu, glucose dan madu buatan ( mengandung setengah sucrose dan setengah fructose). Larutan yang digunakan dalam percoban mengandung antara 1 – 3 once madu, glucose atau glucose dan fructose.

Hasil percobaan, pada orang yang mengkonsumsi larutan madu tingkat kolesterol, LDL dan triglyceride secara total menurun tetapi tidak bagi yang meminum larutan glukosa dan madu buatan.

Hasil dari percobaan setelah 15 hari pada orang yang mengkonsumsi madu tingkat HDL (baik) meningkat dan tingkat Homocysteine menurun. Efek dari mengkonsumsi madu setiap hari selama 15 hari bagi orang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi : total kolesterol menurun 8%, LDL (jahat) kolesterol menurun 11%, dan CRP menurun 57%.

Riset dari studi ini menghasilkkan suatu rekomendasi bahwa madu mempunyai efek yang positif bagi penderita penyakit jantung. Dalam relative singkat, madu dapat menurunkan kolesterol dan yang paling dramatis adalah menurunkan tingkat CRP terhadap orang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi. Tampaknya CRP mempunyai peranan penting penyebab penyakit jantung selain kolesterol.

Kesimpulannya mengkonsumi sukrosa, glukosa dan fruktosa bisa meningkatkan resiko penyakit jantung, studi ini merekomendasikan memakan madu bukan hanya aman tetapi pada kenyataanya justru menyehatkan jantung.

Dari : Maureen Williams, ND. Recived her bachelor’s degree from the University of Pennnsylvania and her Docctorate of Naturopathic from Bastyr Univesity in Seattle, WA. She has a private practice in Quechee, VT, and does extensive work with traditional herb medicine in Guatemala and Honduras. Dr. Williams is a regular contributor to Healthnotes Newswire

(Sumber : http://intl.feedfury.com/content/16689404-manfaat-madu-mengurangi-resiko-penyakit-jantung.html)

Madu Sebagai Antibiotik Yang Tersedia Bebas di Alam

Meskipun lebih dari 1400 tahun lalu Allah melalui ayat-ayat Al-Qur’an telah memberitahukan bahwa madu sebagai obat, baru beberapa tahun belakangan para ilmuwan membuat berbagai penelitian mengenai kemampuan madu sebagai obat.
Salah satu peneliti yang sangat mendalami masalah madu ini adalah Peter Nolan seorang ahli riset biokimia dari The University of Waikato – New Zealand.
Peter Nolan mempunyai cerita favorit mengenai keandalan madu sebagai antibiotic ini, yaitu berdasarkan pengalaman langsung yang dialami seorang remaja Inggris berusia 20 tahun yang luka di tangannya tidak mempan diobati oleh berbagai jenis antibiotic.
Remaja ini kemudian mendengar tentang pengobatan dengan madu dan minta dokternya untuk mengobati dengan madu. Karena berbagai cara telah dilakukan, maka team dokterpun tidak keberatan untuk mencoba cara lain dengan madu ini. Setelah pengobatan dengan madu berjalan selama satu bulan, ternyata luka di tangan remaja tersebut benar-benar sembuh dan tangannya dapat berfungsi kembali.
Madu ternyata dapat menumpas spesies microbial yang resistance terhadap antibiotic buatan manusia. Penggunaan madu sebagai antibiotic juga memiliki beberapa keunggulan antara lain :
• Pengobatan dengan madu tidak menimbulkan inflamasi
• Madu menyebabkan rasa sakit berkurang
• Madu membersihkan infeksi
• Madu menghilangkan bau pada luka
• Penyembuhan berjalan cepat tanpa menimbulkan bekas luka
• Madu bersifat antimicrobial yang dapat mencegah microba tumbuh
• Tidak menimbulkan rasa sakit pada saat penggantian pembalut karena tidak lengket
• Mempunyai stimulatory effect yang mempercepat tumbuhnya jaringan tubuh kembali
Hasil riset di universitas tersebut juga membuktikan madu lebih effective dari antibiotic buatan manusia seperti silver sulfadiazine.